Selasa, 31 Juli 2012

GAMBAR SKETSA

PENGERTIAN GAMBAR SKETSA


Sketsa atau sket (sketch) secara umum dikenal sebagai bagan atau rencana bagi sebuah lukisan. Atau dalam bahasa sehari-hari berarti sekumpulan coretan-coretan yang nantinya akan menjadi sebuah gambar.Dalam pengertian itu, sketsa lebih merupakan gambar kasar, bersifat sementara, baik diatas kertas maupun diatas kanvas, dengan tujuan untuk dikerjakan lebih lanjut sebagai suatu lukisan

Contoh Gambar Sketsa adalah :
 
 
1. lukisan cepat (hanya garis-garis besarnya); 2. gambar rancangan; rengrengan; denah; bagan; 3. pelukisan dng kata-kata mengenai suatu hal secara garis besar; tulisan singkat; ikhtisar ringkas; 4. adegan pendek pd suatu pertunjukan drama;  (Verb) 1 membuat lukisan cepat; 2 membuat gambar rancangan. http://www.artikata.com/arti-351562-sketsa.html
Sket merupakan gambar atau lukisan pendahuluan yang kasar ringan, semata-mata garis besar atau belum selesai. Kadang kala hanya digunakan sebagai pengingat-ingat saja. Sketsa atau sket (sketch) secara umum dikenal sebagai bagan atau rencana bagi sebuah lukisan. Dalam pengertian itu, sketsa lebih merupakan gambar kasar, bersifat sementara, baik diatas kertas atau di atas kanvas dengan tujuan untuk dikerjakan lebih lanjut sebagai lukisan.

2.    Manfaat Sketsa
Sketsa mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
-          Untuk lebih memberi gambaran tema
-          Meminimalisir kesalahan
-          Mempertajam pengamatan
-          Meningkatkan kemampuan mengkoordinasikan hasil pengamatan dan keterampilan tangan.

3.    Aturan-Aturan Dalam Membuat Sketsa
  • Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal, maupun lengkung secara tipis
  • Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak dalam keadaan tipis
  • Menebalkan geris sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis garis yang diinginkan.
4. Tema dan Gaya Skets
1.  Figuratif
a. Realistis                     
 b.  Ekspresionis         
c. Dekoratif

2.  Surealis-Imajinatif

3.  Corak Abstrak

Contoh Sketsa:

 

Fotografi

Pengertian dan Sejarah Fotografi

Pengertian Fotografi

Definisi fotografi, fotografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Phobos yang berarti cahaya dan graphoo yang berarti menulis. Fotografi adalah pembuatan gambar dengan menggunakan lensa dan film atau pelat peka cahaya. Istilah fotografi pertama kali digunakan oleh Sir John Herschel pada tahun 1839.
Lensa menghasilkan bayangan nyata yang ditangkap oleh film (plastic transparan yang dilapisi emulsi perak halide). Bagian film yang terkena cahay akan menyebabkan terkumpulnya partikel perak halide. Jika film dicuci dengan larutan hypo, bagian yang banyak terkena cahaya tampak lebih hitam.
Gambar positif (fotograf) dibuat di atas kertas peka cahaya. Film yang telah dicuci tadi dipasang di atasnya kemudian disinari. Bagian negative yang terang akan meneruskan sinar dan menyebabkan hitam di kertas sesuai dengan bayangan bendanya.


Fotografi adalah Seni melihat
Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian fotografi adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Pendek kata, penjabaran dari fotografi itu tak lain berarti “menulis atau melukis dengan cahaya”. Tentunya hal tersebut berasal dari arti kata fotografi itu sendiri yaitu berasal dari bahasa Yunani, photos (cahaya) dan graphos yang berarti tulisan.
Nah, melihat pengertian tersebut terlihat ada persamaan antara fotografi dan karya seni lukis atau menggambar. Yang jelas perbedaannya terletak pada media yang digunakannya.
Bila dalam seni lukis yang dipakai gambar dengan menggunakan media warna (cat), kuas dan kanvas. Sedangkan dalam fotografi menggunakan cahaya yang dihasilkan lewat kamera. Tanpa adanya cahaya yang masuk dan terekam di dalam kamera, sebuah karya seni fotografi tidak akan tercipta.
Selain itu, adanya film yang terletak di dalam kamera menjadi media penyimpan cahaya tersebut. Film yang berfungsi untuk merekam gambar tersebut terdiri dari sebuah lapisan tipis. Lapisan itu mengandung emulsi peka di atas dasar yang fleksibel dan transparan. Emulsi mengandung zat perak halida, yaitu suatu senyawa kimia yang peka cahaya yang menjadi gelap jika terekspos oleh cahaya. Ketika film secara selektif terkena cahaya yang cukup maka sebuah gambar tersembunyi akan terbentuk. Tentunya gambar tersebut akan terlihat jika film yang telah digulung ke dalam selongsongnya kemudian dicuci dengan proses khusus.
Aktivitas berkreasi dengan cahaya tersebut tentunya sangat berhubungan dengan pelakunya (subjek) dan objek yang akan direkam. Setiap pemotret mempunyai cara pandang yang berbeda tentang kondisi cuaca, pemandangan alam, tumbuhan, kehidupan hewan serta aktivitas manusia ketika melihatnya di balik lensa kamera. Cara memandang atau persepsi inilah yang kemudian direfleksikan lewat bidikan kamera. Hasilnya sebuah karya foto yang merupakan hasil ide atau konsep dari si pembuat foto.
Andreas Feininger (1955) pernah menyatakan bahwa “kamera hanyalah sebuah alat untuk menghasilkan “karya seni”. Nilai lebih dari karya seni itu dapat tergantung dari orang yang mengoperasikan kamera tersebut.
Tampaknya ungkapan Feininger ada benarnya. Bila kamera diumpamakan sebagai gitar, tentunya setiap orang bisa memetik dawai gitar tersebut. Tapi belum tentu mampu memainkan lagu yang indah dan enak didengar. Begitu halnya dengan kamera, setiap orang dapat saja menjeprat-jepret dengan kamera untuk menghasilkan sebuah objek foto. Tapi tidak semua orang yang mampu memotret itu menghasilkan karya imaji yang mengesankan. Sebuah foto yang sarat akan nilai di balik guratan warna dan komposisi gambarnya.
Bila sebuah karya foto adalah hasil kreativitas dari si pemotret, tentu saja ada respon dari orang yang memandangnya. Almarhum Kartono Ryadi, fotografer kawakan di negeri ini pernah berkomentar, bahwa foto yang bagus adalah foto yang mempunyai daya kejut dari yang lain. Pandangan tentang bagaimana nilai foto yang bagus itu juga dikemukakan oleh seorang fotografer professional, Ferry Ardianto.
Menurut dia foto yang bagus adalah foto yang informatif yang mencakup konteks, content , dan komposisi (tata letak dan pencahayaan). Maksud dia, konteks berarti ada hal yang ingin divisualkan dengan jelas, misalnya tentang pemandangan. Di sisi lain, istilah content maksudnya apa yang ingin ditampilkan untuk memenuhi konteks gambar tersebut.

Foto Digital

Lalu bagaimana dengan maraknya foto digital? Berbeda dengan kamera konvensional, fotografi digital tidak lagi memerlukan film, kamar gelap dan aneka jenis bahan kimia untuk mencuci film. Sebagai pengganti film, di dalam kamera jenis ini dipakai alat berupa chip yang disebut charge couple device (CCD) untuk merekam gambar.
Walaupun demikian, presepsi akan definisi dasar bahwa teknik fotografi adalah “melukis dengan cahaya” belum berubah. Pasalnya fotografi digital telah tercipta melalui proses kreatif manusia dengan bantuan kamera. Hukum-hukum fotografi yang mencakup pencahayaan, bukaan diagfragma, kecepatan (speed), dan ruang tajam (depth of field), tidak mengalami perubahan.
Menurut Drs. Purwanto, seorang dosen seni rupa Universitas Diponegoro, Semarang, fotografi dalam kedudukannya adalah seni yang sejajar dengan senirupa lainnya di Indonesia. Hanya saja sudah semestinya fotografi dengan segala bentuk eksplorasinya tidak boleh keluar dari batasan-batasan fotografi itu sendiri.
Dalam fotografi yang bermakna seni untuk melihat, menuntut sikap pemotret untuk selalu mengasah teknik-teknik dasar fotografi itu sendiri. Elemen dasar tersebut berupa bentuk, tekstur, garis serta pola yang sangat memengaruhi imaji yang akan diabadikan.
Bila elemen tesebut dikombinasikan dengan unsur komposisi, bingkai, sudut bidik serta pencahayaan yang tepat, tentunya akan menghasilkan foto yang lebih bermakna.
Hasil karya seni memang relatif, bagaimana cara orang memandang, dari sudut mana. Para pembuat foto tentunya ingin orang lain menikmati dan menghargai hasil bidikannya.

Sejarah fotografi

Asal Mulanya

Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama dalam bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia menghasilkan film. Asal mulanya kedua penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain dan sebelum masing – masing sampai kepada kesempurnaannya seperti yang telah kita kenal sekarang serta melahirkan penemuan baru yaitu fotografi, telah panjang yang ditempuh baik oleh kamera maupun oleh film.

Kamera Obscura            

Berabad – abad yang lalu orang telah mengetahui bahwa kalau cahaya lurus dari sebuah lobang kecil kedalam sebuah ruangan yang gelap maka pada dinding dihadapannya kelihatan bayangan dari apa yang ada dimuka lubang itu. Hanya dalam keadaan terbalik, yang diatas kebawah dan sebaliknya. Ruangan seperti itu disebut “ Kamera Obscura “ yang artinya tidak lain dari pada kamar gelap. Dari perkataan kamera obcura itulah lahir perkataan kamera, nama yang diberikan untuk alat pemotret.
Inilah yang mula – mula disebut Kamera Obscura ( kamera = kamar, Obscura = gelap ), yaitu sebuah ruangan yang gelap dengan lubang kecil pada salah satu dindingnya.
Siapa yang mula – mula membuat kamera obscura berupa alat untuk “menangkap“ bayangan tidak dapat dipastika. Banyak ilmuwan yang pada zamannya menulis tentang alat itu termasuk Ibnu al Haitam, Roger Bacon, Copernicus, Kepler, Leonardo da Vinci, Newton dan Descartes. Giovanni Battista Della Porta adalah orang pertama yang melengkapi alat kamera obscura dengan sebuah lensa sederhana.
Kamera Obscura
Kamera Obscura

Pinhole Kamera

Dalam bentuknya yang paling sederhana, alat untuk memotret berupa sebuah kotak yang tertutup dengan sebuah lubang pada salah satu dindingnya. Dalam bahasa aslinya kamera ini disebut “ Pinhole Camera “ yang artinya lubang jarum. Pada pinhole kamera tidak terdapat lensa melainkan lubang sebesar ujung jarum. Lubang yang kecil itulah yang meluluskan cahaya untuk penyinaran.
Pinhole-camera
Pinhole-camera

 

Kamera Kodak Brownie

Kamera Brownie yang dibuat pertama kali pada Februari 1900 adalah pemegang konsep pertama soal kamera saku dan kamera instan.
Di tengah kamera-kamera yang masih berukuran besar saat itu, ukuran Brownie memang relatif bisa masuk saku. Konsep instan yang dimilikinya membuat semua orang bisa memotret dengan mudah tanpa perlu belajar teori fotografi. Dengan Brownie, kita tinggal bidik, pencet, selesai sudah. Brownie yang dijual cuma dengan harga 1 dollar AS ini mengatur bukaan diafragma dan kecepatan rana dengan perkiraan pencahayaan rata-rata yang biasanya ada saja. Foto yang dihasilkannya memang mutunya tidak tinggi. Tetapi, di tengah elitenya dunia fotografi saat itu, kehadiran Brownie jelas sangat dinanti masyarakat.
Brownie terus diproduksi di Amerika dan Inggris sampai tahun 1957 dengan berbagai model dan varian.
Saat ini kolektor dan pemilik Brownie tersebar di seluruh dunia. Walau film untuk Brownie sudah bisa dikatakan tidak ada lagi, para pemilik Brownie seluruh dunia masih suka berbagi cerita lewat sejumlah milis.
Kamera Brownies
Kamera Brownies

Kamera Polaroid

Kamera Polaroidv
Kamera Polaroid
Kamera Polaroid atau lebih dikenal dengan kamera langsung jadi adalah model kamera yang dapat memproses foto sendiri di dalam badan kamera setelah dilakukan pemotretan. Kamera polaroid ini menggunakan film khusus yang dinamakan film polaroid. Film polaroid yang dapat menghasilkan gambar berwarna dinamakan film polacolor. Menurut sejarahnya, kamera polaroid atau kamera gambar seketika jadi ini dirancang untuk pertama kalinya oleh Dr. Edwin Land dari perusahaan Polaroid dan dipasarkan sejak tahun 1947. Nama Polaroid itu sebetulnya adalah merek dagang, seperti orang menyebut semua pasta gigi dengan nama Pepsodent, atau orang menyebut sepeda motor dengan nama Honda.
Polaroid film adalah film yang ditemukan oleh Edwin Land. Menghasilkan foto dalam waktu singkat (dalam beberapa menit saja), tetapi tidak mempunyai negatif.
Jepretan pertama dengan menggunakan kamera polaroid dilakukan oleh Dr Edwind Land pada tahun 1944, sedangkan jepretan pertama di muka bumi ini (dengan kamera yang ada pada saat itu) dilakukan oleh Niceephore Niepce yang memotret gudang di halaman belakang rumahnya di Prancis pada tahun 1826.

Kamera SLR

Kamera refleks lensa tunggal‎ (bahasa Inggris: Single-lens reflex (SLR) camera) adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane.
Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film

Kamera Digital

Kamera digital adalah alat untuk membuat gambar dari obyek untuk selanjutnya dibiaskan melalui lensa kepada sensor CCD (ada juga yang menggunakan sensr CMOS) yang hasilnya kemudian direkam dalam format digital ke dalam media simpan digital.
Karena hasilnya disimpan secara digital maka hasil rekam gambar ini harus diolah menggunakan pengolah digital pula semacam komputer atau mesin cetak yang daat membaca media simpan digital tersebut.
Kemudahan dari kamera digital adalah hasil gambar yang dengan cepat diketahui hasilnya secara instan, kemudahan memindahkan hasil (transfer), dan penyuntingan warna, ketajaman, kecerahan dan ukuran yang dapat dilakukan dengan relatif lebih mudah daripada kamera manual.
Bahan Peka
Apakah anda mengetahui bahan apa yang digunakan dalam memotret. Yang pasti apapun kamera yang digunakan, yang sederhana atau yang mutakhir, kita tidak dapat memotret. Bila perak nitrat dicampur kapur lalu terkena cahaya akan berubah, mula – mula merah tua lalu lembayung biru. Dengan menyinari campuran itu pada cahaya maka memotret kalau tidak ada bahan yang peka akan cahaya. Kalau bahan peka itu seperti yang terdapat pada film sekarang telah disinari dan kemudian dicuci, bahan peka itu menghasilkan negatif. Dari negatif dicetak gambar positif yang bernama foto. Baik pada negatif maupun pada foto, gambar hitam-putih dibentuk oleh berjuta-juta butir perak logam.
Adapun bahan kimia yang peka akan cahaya sudah diketahui orang sebelum abad ke 12 Zuber seorang ahli kimia bangsa Arab telah menemukan perak nitrat yang peka akan cahaya, kemudian Carafirl Wilhelm Scheele menemukan bahwa perak nitrat lebih cepat berubah bila kena sinar lembayung. Jadi pada waktu itu orang telah mengetahui bahwa cahaya matahari dapat diuraikan melalui sebuah prisma. Sceele pula yang dapat menetapkan perubahan itu, sehigga tidak lenyap kembali, untuk itu dia menggunakan amoniak.

Kronologi Perkembangan fotografi

Kronologi perkembangan fotografi dimulai dengan:
  • Foto Heliografi dengan subyek pemandangan yang pertama dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1826.
Foto Heliografi dengan subyek pemandangan yang pertama dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1826
Foto Heliografi dengan subyek pemandangan yang pertama dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1826
  • Boulevard du Temple, foto Daguerreotype pertama yang dibuat oleh Daguerre pada sekitar tahun 1838-1839
  •  1822 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto Heliografi yang pertama dengan subyek Paus Pius VII, menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.[1]
Boulevard du Temple, foto Daguerreotype pertama yang dibuat oleh Daguerre pada sekitar tahun 1838-1839
Boulevard du Temple, foto Daguerreotype pertama yang dibuat oleh Daguerre pada sekitar tahun 1838-1839
  • 1826 – Joseph Nicéphore Niépce membuat foto pemandangan yang pertama, yang dibuat dengan pajanan selama 8 jam.
  • 1835 – William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang baru.
  • 1839 – Louis Daguerre mematenkan daguerreotype.
  • 1839 – William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut Tabotype.
    1839 – John Herschel menemukan film negatif dengan larutan Sodium thiosulfate/hyposulfite of soda yang disebut hypo atau fixer.
  • 1851 – Frederick Scott Archer memperkenalkan proses koloid.
  • 1854 – André Adolphe Eugène Disdéri memperkenalkan rotating camera yang dapat merekam 8 citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas albumen, citra tersebut dipotong menjadi 8 bagian terpisah dan direkatkan pada lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan (fr:carte de visite, bahasa Inggris:visiting card)
  • 1861 – Foto berwarna yang pertama diperkenalkan James Clerk Maxwell.
Citra berwarna yang pertama, Maxwell, 1861
Citra berwarna yang pertama, Maxwell, 1861
  • 1868 – Louis Ducos du Hauron mematenkan metode subtractive color photography.
Foto berwarna yang pertama dibuat oleh Louis Ducos du Hauron pada tahun 1877.
Foto berwarna yang pertama dibuat oleh Louis Ducos du Hauron pada tahun 1877.
  • 1871 – Richard Maddox menemukan film fotografis dari emulsi gelatin.
  • 1876 – F. Hurter & V. C. Driffield memulai evaluasi sistematis pada kepekaan emulsi fotografis yang kemudian dikenal dengan istilah sensitometri.
  • 1878 – Eadweard Muybridge membuat sebuah foto high-speed photographic dari seekor kuda yang berlari.
High speed photography, Muybridge, 1878
High speed photography, Muybridge, 1878
  • 1887 – Film Seluloid yang pertama diperkenalkan.
  • 1888 – Kodak memasarkan box camera n°1, kamera easy-to-use yang pertama.
  • 1887 – Gabriel Lippmann menemukan reproduksi warna pada foto.
  • 1891 – Thomas Alva Edison mematenkan kamera kinetoskopis (motion pictures).
  • 1895 – Auguste and Louis Lumière menemukan cinématographe.
  • 1898 – Kodak memperkenalkan produk kamera folding Pocket Kodak.
  • 1900 – Kodak memperkenalkan produk kamera Brownie.
  • 1901 – Kodak memperkenalkan 120 film.
  • 1902 – Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy;; yang mengubah citra menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922.
  • 1907 – Autochrome Lumière merupakan pemasaran proses fotografi berwarna yang pertama.
  • 1912 – Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film.
  • 1913 – Kinemacolor, sebuah sistem “natural color” untuk penayangan komersial, ditemukan.
  • 1914 – Kodak memperkenalkan sistem autographic film.
  • 1920s – Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui gelombang radio.
  • 1923 – Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography.
  • 1925 – Leica memperkenalkan format film 35mm pada still photography.
  • 1932 – Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat oleh Disney.
  • 1934 – Kartrid film 135 diperkenalkan, membuat kamera 35mm mudah digunakan.
  • 1936 – IHAGEE membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama.
  • 1936 – Kodachrome mengembangkan multi-layered reversal color film yang pertama.
  • 1937 – Agfacolor-Neu mengembangkan reversal color film.
  • 1939 – Agfacolor membuat “print” film modern yang pertama dengan materi warna positif/negatif.
  • 1939 – View-Master memperkenalkan kamera stereo viewer.
  • 1942 – Kodacolor memasarkan “print” film Kodak yang pertama.
  • 1947 – Dennis Gabor menemukan holography.
  • 1947 – Harold Edgerton mengembangkan rapatronic camera untuk pemerintah Amerika Serikat.
  • 1948 – Kamera Hasselblad mulai dipasarkan.
  • 1948 – Edwin H. Land membuat kamera instan yang pertama dengan merk Polaroid.
  • 1952 – Era 3-D film dimulai.
  • 1954 – Leica M diperkenalkan.
  • 1957 – Asahi Pentax memperkenalkan kamera SLRnya yang pertama.
  • 1957 – Citra digital yang pertama dibuat dengan komputer oleh Russell Kirsch di U.S. National Bureau of Standards (sekarang bernama National Institute of Standards and Technology, NIST).
Citra hasil pemindaian komputer digital, 1957
Citra hasil pemindaian komputer digital, 1957
  • 1959 – Nikon F diperkenalkan.
  • 1959 – AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima.
  • 1963 – Kodak memperkenalkan Instamatic.
  • 1964 – Kamera Pentax Spotmatic SLR diperkenalkan.
  • 1973 – Fairchild Semiconductor memproduksi sensor CCD skala besar yang terdiri dari 100 baris dan 100 kolom.
  • 1975 – Bryce Bayer dari Kodak mengembangkan pola mosaic filter Bayer untuk CCD color image sensor.
  • 1986 – Ilmuwan Kodak menemukan sensor dengan kapasitas megapiksel yang pertama.
  • 2005 – AgfaPhoto menyatakan bangkrut. Produksi film konsumen bermerk Agfa terhenti.
  • 2006 – Dalsa membuat sensor CCD dengan kapasitas 111 megapixel, yang terbesar saat itu.
  • 2008 – Polaroid mengumumkan penghentian semua produksi produk film instan berkaitan dengan semakin berkembangnya teknologi citra digital.
  • 2009 – Kodak mengumumkan penghentian film Kodachrome.

Tipografi

Tipografi  dibutuhkan untuk desainer grafis yang bekerja menggunakan font atau huruf. Terlebih layout dengan banyak font seperti ketika membuat koran, membuat majalah, membuat ebook, atau lainnya.


DEFINISI
Tipografi adalah suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan. Seni merupakan induk dari desain grafis

SEJARAH TIPOGRAFI
Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglif pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus.
Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa.
Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.
Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.
Secara garis besar huruf-huruf digolongkan menjadi Roman, Egyptian, Serif, Sans Serif, Script, Miscellaneous. Untuk artikel lengkap masalah golongan huruf silakan baca disini.

ANATOMI TIPOGRAFI
Jarang sekali saya menemui tutorial desain grafis membahas tentang anatomi tipografi atau anatomi font. Ada beberapa hal yang wajib diketahui dalam dunia typografi. Salah satunya adalah anatomy tipografi atau anatomi huruf.
- arm
- stem
- counter
- stroke
- shoulder
- apex
- galliard
- serif
- bracket
- crossbar
- tail
- spine
- bowl
- ear
- loop
- link
- eye
- leg
- ascender
- cap height
- capline
- meanline
- x height
- baseline
- descender
Istilah dari typeface dan model huruf sering synonmously, bagaimanapun, suatu typeface adalah perancangan karakter-karakter yang bersatu, dipersatukan oleh properti konsistanvisual, selagi suatu model huruf adalah suatu himpunan lengkap dari karakter di dalam setiap desain, ukuran, bentuk, atau gaya, dari tipe. Untuk keterngan lebih lanjut silakan baca artikel Anatomi Font Huruf pada Tipografi

KLASIFIKASI TIPE
- Old Syle atau egyptian
- Transisional atau roman
- Modern
- Slab serif
- Sans serif
- Display atau misc atau dingbat atau semacamnya
- Script
- Monospace
- Black Letter
Pada klassifikasi banyak pendapat yang berbeda untuk menentukan golongan ini. Karena punya pendapat dan tori tersendiri sehingga saya harus memberikan tulisan atau sebagai pembandingnya. Untuk artikel lebih lengkap membahas hal ini silakan klik artikel Klasifikasi Huruf Font dalam Tipografi

TIPE FAMILI
- Light Condensed
- Light
- Light Extended
- Regular Condensed
- Regular
- Regular Extended
- Semibold Condensed
- Semibold
- Semibold Extended
- Bold condensed
- Bold
- Bold Extended
- Black Condensed
- Black
- Black Extended
Tipe famili adalah group tipeface yang terikat menjadi satu oleh persamaan karakter visual. Pada tipe famili ini saya menulisnya dari paling kecil ukurannnya hingga paling besar. Tipe famili terdiri dari perbedaan berat dan lebar. Contoh seperti nama ITC Lubalin akan mempunyai 15 tipe famili dengan menambahkan tulisan ITC Lubalin sebelum nama tipe famili. Baca artikel mengenai font family pada Font Family pada Tipografi

TIPE PENGUKURAN
- Leading
- Kerning
- Tracking
- Baseline Shift
- Left aligned
- Center aligned
- Right aligned
- Justified aligned
Ada dua tipe pengukuran, relatif dan spacing measurements. Yang saya tampilkan pada tutorial desain grafis untuk tipografi ini adalah tipe spacing measurements. Baca tuntas pembahasan pengaturan ini pada artikel Type Measurement atau Pengukuran Huruf pada Tipografi

PENERAPAN TYPOGRAFI
Tipografi dapat diterapkan pada berbagai macam karya desain. Hasil karya desain menjadi menarik, komunikatif, harmonis, dan attraktif ketika menggunakan tipografi yang tepat. Contoh pada koran dan majalah seringkali menggunakan font yang ramping dan jelas seperti Times New Roman, Helvetica dan sejenisnya. Untuk huruf header dan judul artikel biasanya menggunakan Impact, Arial Black, dan Bold Times New Roman yang tegas. Itu semua berkaitan dengan legibility atau kejelasan keterbacaan.
tipografi 1
Huruf untuk karya desain grafis pada undangan pernikahan kita seringkali menggunakan font dengan karakter tegak bersambung yang mempunyai garis-garis melintang yang mengesankan royal atau agung. Ini tidak lepas dari peran tipografi. Huruf ada yang mengesankan kekanak-kanakan seperti comic sans dapat dibentuk sedemikian rupa karena adanya penekanan-penekanan yang biasa dilakukan pada tulisan anak-anak.

Desain Grafis



  • 111
     

  • Share
Pengertian Desain Grafis berasal dari pustaka. Desain Grafis berasal dari 2 buah kata yaitu Desain dan Grafis, kata Desain berarti proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak atau merancang. Sedangkan Grafis adalah titik atau garis yang berhubungan dengan cetak mencetak. Jadi dengan demikian Desain Grafis adalah kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, angka, grafik, foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bias menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus atau sangat berguna dalam bidang gambar.
Desain Grafis adalah cabang ilmu dari seni Desain yang dalam perkembangannya Desain Grafis dibantu oleh komputer dalam mendesain sebuah object.
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah “perancangan proses”.
Grafika adalah segala cara pengungkapan dan perwujudan dalam bentuk huruf, tanda, dan gambar yang diperbanyak melalui proses percetakan guna disampaikan kepada khalayak. Contohnya adalah: foto, gambar/drawing, Line Art, grafik, diagram, tipografi, angka, simbol, desain geometris, peta, gambar teknik, dan lain-lain. Seringkali dalam bentuk kombinasi teks, ilustrasi, dan warna.
Dalam bahasa Indonesia, kata “grafis” sering dikaitkan dengan seni grafis (printmaking) dan desain grafis atau desain komunikasi visual.
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain).
Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.
Perancang grafis atau sering disebut dengan desainer Grafis (bahasa Inggris: Graphic Designer) adalah profesi yang menciptakan ilustrasi, tipografi, fotografi, atau grafis motion. Seorang desainer grafis menciptakan karya untuk penerbit, media cetak dan elektronik, seperti brosur dan mengiklankan produk. Mereka bertanggung jawab untuk sebuah tampilan agar tampak menarik, yang bisa diaplikasikan dalam berbagai bentuk materi promosi yang berkaitan dengan produk dan publik.

Rabu, 25 Juli 2012

Multimedia

Pengertian Multimedia

Multimedia diambil dari kata multi dan media. Multi berarti banyak dan media berarti media atau perantara. Multimedia adalah gabungan dari beberapa unsur yaitu teks, grafik, suara, video dan animasi yang menghasilkan presentasi yang menakjubkan. Multimedia juga mempunyai komunikasi interaktif yang tinggi. Bagi pengguna komputer multimedia dapat diartikan sebagai informasi komputer yang dapat disajikan melalui audio atau video, teks, grafik dan animasi.


Disini dapat digambarkan bahwa multimedia adalah suatu kombinasi data atau media untuk menyampaikan suatu informasi sehingga informasi itu tersaji dengan lebih menarik.
“Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996) atau Multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar dan teks (McCormick 1996) atau Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media dapat audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dkk, 2002) atau Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video (Robin dan Linda, 2001). Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Dalam definisi ini terkandung empat komponen penting multimedia. Pertama, harus ada komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar. Kedua, harus ada link yang menghubungkan pemakai dengan informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang membantu pemakai menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung. Keempat, multimedia menyediakan tempat kepada pemakai untuk mengumpulkan, memproses, dan mengkomunikasikan informasi dengan ide. Jika salah satu komponen tidak ada, bukan multimedia dalam arti luas namanya. Misalnya, jika tidak ada komputer untuk berinteraksi, maka itu namanya media campuran, bukan multimedia. Kalau tidak ada alat navigasi yang memungkinkan untuk memilih jalannya suatu tindakan maka itu namanya film, bukan multimedia. Demikian juga kita tidak mempunyai ruang untuk berkreasi dan menyumbangkan ide sendiri, maka nama televisi, bukan multimedia. Dari beberapa definisi di atas, maka multimedia ada yang online (Internet) dan multimedia ada yang offline (tradisional).”